PENGOLAHAN MINYAK DARI KELAPA

Tujuan
Cara-cara pembuatan minyak kelapa, dapat dilakukan secara modern ataupun tradisional. Pentingnya mengetahui berbagai cara pembuatan minyak dari kelapa, adalah untuk mengetahui metode yang tepat dalam menghasilkan minyak dari kelapa yang lebih berkualitas.

Pembuatan Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri, atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar, atau diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan (kopra). Untuk industri kecil yang terbatas kemampuan permodalannya, disarankan mengekstrak minyak dari daging buah kelapa segar. Cara ini mudah dilakukan dan tidak banyak memerlukan biaya. Kelemahannya adalah lebih rendahnya rendemen yang diperoleh.

Pembuatan minyak kelapa diawali dengan pembuatan santan kelapa yang merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minyak (disebut krim) dengan bagian yang miskin dengan minyak(disebut skim).
Krim lebih ringan dibanding skim sehingga krim berada pada bagian atas dan skim di bawah. Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara, salah satu caranya disebut Cara Basah yang relatif sederhana.

Santan merupakan suatu dispersi atau suspensi cairan dalam cairan dalam hal ini minyak dalam air, molekul cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik disebut juga emulsi (Winarno,1992). Santan juga disebut sebagai hasil ekstraksi kelapa parut dengan menggunakan air. Jika santan tersebut didiamkan, secara perlahan akan terjadi pemisahan bagian yang banyak mengandung minyak dengan bagian yang sedikit mengandung minyak. Bagian yang banyak mengandung minyak disebut dengan krim, sedangkan bagian yang sedikit mengandung minyak disebut dengan skim. Sifat dari krim lebih ringan dibandingkan dengan skim, oleh karena itu krim berada di bagian atas, sedangkan skim berada di bagian bawah.

Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak dari bahan yang mengandung minyak. Ada tiga proses pengolahan minyak kelapa yang umumnya dilakukan yaitu; metode ekstraksi, yaitu proses basah (wet process), proses kering dengan tekanan, dan proses dengsan pelarut (solvent). Proses basah ditandai dengan penambahan air, sedangkan proses kering tanpa penambahan air. Proses ekstraksi minyak kelapa umumnya membutuhkan dua bentuk energi, yaitu energi mekanis dan energi panas (termal). Energi mekanis berfungsi untuk memecahkan dinding sel, sedangkan energi panas selain utnuk merusak dinding sel juga untuk menurunkan kekentalan (viskositas) minyak dan mengatur kadar airnya.
Ketiga metode tersebut secara spesifik menggunakan panas, yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak yang terkandung di dalamnya.


Teknik Pembuatan Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah kelapa.  Secara umum pembuatan minyak kelapa terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Cara kering.
2. Cara basah
3. Cara Pres
4. Cara ekstraksi Pelarut

1)                  Cara kering
Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara kering, terlebih dahulu daging buah kelapa dibuat dalam bentuk kopra.  Untuk dibuat dalam bentuk kopra, maka daging buah kelapa dibuat menjadi kering dengan jalan menjemur pada terik matahari atau dikeringkan melalui oven. Pengeringan daging kelapa dengan penjemuran sangat tergantung pada kondisi cuaca, sehingga pengeringan akan lebih baik ketika berada pada musim panas.  Dan apabila pengeringan dilakukan pada musim penghujan, proses pengeringan dapat memakan waktu yang lebih lama.  Waktu yang lama dalam proses pengeringan akan sangat mengganggu kualitas kopra yang dihasilkan yang disebabkan karena adanya proses biologis.
Untuk proses pengeringan dengan menggunakan oven akan lebih cepat dibandingankan dengan cara pengeringan melalui penjemuran pada sinar matahari.  Pengeringan dengan menggunakan oven akan memakan biaya operasional yang lebih besar.
Adapun langkah-langkah pembuatan minyak kelapa dengan cara kering adalah sebagai berikut :
1. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
2. Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
3. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
4. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
• Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi (menghilangkan asam lemak bebas).
• Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan arang aktif agar dihasilkan minyak yang jernih dan bening.
• Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.
5 Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.

2)                  Cara Basah

a.Cara Basah Tradisional
Daging buah diparut, kemudian ditambah air dan diperas sehingga mengeluarkan santan. Setelah itu dilakukan pemisahan minyak dari santan dengan pemanasan. Santan dipanaskan sehingga airnya menguap dan tinggal padatan yang menggumpal. Gumpalan padatan ini disebut blondo (galendo). Minyak dipisahkan dari blondo dengan cara penyaringan. Blondo masih banyak mengandung minyak sehingga masih bisa diambil minyaknya dengan cara diperas.

b. cara basah setrifugasi
Pemisahan minyak dari santan dapat dilakukan dengan sentrifugasi. Santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500 rpm sehingga terjadi pemisahan krim dari skim.
Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.
Pemisahan minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi. Santan disentrifugasi untuk memisahkan krim.
Setelah itu krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi.
Minyak yang diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih.

c. Cara Basah Fermentasi (Tanpa Menggunakan Api)
Cara basah fermentasi agak berbeda dari cara basah tradisional. Pada cara basah fermentasi, santan didiamkan untuk memisahkan skim dari krim. Selanjutnya krim difermentasi untuk memudahkan penggumpalan bagian bukan minyak (terutama protein) dari minyak pada waktu pemanasan.
Mikroba yang berkembang selama fermentasi, terutama mikroba penghasil asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan protein santan mengalami penggumpalan dan mudah dipisahkan pada saat pemanasan.
Siapkan tabung air mineral kemudian parut beberapa buah kelapa dan diperas menjadi santan. Setelah itu santan diencerkan dengan air dan dibiarkan selama 8 jam hingga terjadi pemisahan antara “santan prima” dengan air. Santan prima (kental) itu, keasamannya diturunkan hingga suasana asam (pH 4,2), dengan menggunakan cuka makan. Campuran ini kemudian dibiarkan 12 - 24 jam. Dalam proses ini, santan prima terpisah menjadi tiga bagian. Lapisan bawah berupa air, kemudian galendo dan di bagian atasnya minyak murni. Minyak disaring dengan tisu atau kain kasa halus, lewat keran yang sudah disiapkan sebelumnya. Minyak yang terkumpul, kemudian dihangatkan selama selama 15 menit ditambah antioksidan. Minyak yang dihasilkan, sudah dapat dikemas dan dikonsumsi. Proses ini masih dapat dilanjutkan ke proses pembuatan minyak berikutnya. Galendo atau blondo itu mengandung mikroba aktif untuk pembuatan minyak fermentasi. Galendo cair disemprotkan ke seluruh permukaan dalam galon dan dibiarkan hingga kering. Kemudian masukkan santan cair dan dibiarkan selama 12 jam dalam kehangatan temperatur kamar. Setelah kurun waktu itu, minyak akan terpisah sendiri. Proses selanjutnya, seperti yang pertama yaitu dipanaskan hingga panas kuku selama 15 menit, dan minyak yang dihasilkan siap dikemas.

d.  Cara Basah Lava Process.
Cara basah lava process agak mirip dengan cara basah fermentasi. Pada cara ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi agar terjadi pemisahan skim dari krim. Selanjutnya krim diasamkan dengan menambahkan asam asetat, sitrat, atau HCl sampai pH 4. Setelah itu santan dipanaskan dan diperlakukan seperti cara basah tradisional atau cara basah fermentasi. Skim santan diolah menjadi konsentrat protein berupa butiran atau tepung.

e. Cara Basah “Kraussmaffei Process”.
Pada cara basah ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi, sehingga terjadi pemisahan skim dari krim. Selanjutnya krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatannya. Setelah itu diberi perlakuan sentrifugasi sehingga minyak dapat dipisahkan dari gumpalan padatan. Padatan hasil sentrifugasi dipisahkan dari minyak dan dipres untuk mengeluarkan sisa minyaknya. Selanjutnya, minyak disaring untuk menghilangkan kotoran dan padatan. Skim santan diolah menjadi tepung kelapa dan madu kelapa. Setelah fermentasi, krim diolah seperti pengolahan cara basah tradisional.

Metode pengasaman
Perusakan protein atau denaturasi protein untuk dapat mendapatkan minyak kelapa dapat dilakukan dengan cara pengasaman.  Pada prinsipnya teknik pengasaman ini adalah metode denaturasi protein dikarenakan terbentuknya ion zwitter pada kondisi iso elektronik.  Zwiter ion terbentuk karena molekul memiliki adanya muatan yang berlawanan dimasing-masing ujungnya.  Di dalam protein sendiri sebenarnya mengandung gugus NH2 yang lebih memiliki muatan posotif dan gugus karboksilat yang bermuatan negative.   Untuk dapat mencapai kondisi iso elektronik ini, maka santan dibuat dalam kondisi asam.  Biasanya pengaturan pH untuk mendapat kondisi iso elektrik yaitu pada pH 4,5 yang dilakukan dengan penambahan asam asetat (CH3COOH) atau yang sering dikenal dengan cuka makanan.
Dengan cara  pengasaman ini akan terbentuk tiga lapisan juga, dimana lapisan minyak berada paling atas, kemudian lapisan tengah protein dan lapisan bawah adalah air.  Adapun minyak yang diperoleh dari cara pengasaman warna akan jernih.

Metode pemancingan
Cara pemancingan pada pembuatan minyak kelapa merupakan pemecahan system emulsi santan dengan mengatur memperbesar tegangan permukaan.  Untuk dapat memancing minyak keluar dari system emulsi digunakan umpan yang berupa minyak juga.  Penggunaan umpan akan sangat mempengaruhi hasil dari kualitas minyak.  Apabila umpan yang digunakan adalah minyak dengan kualitas yang bagus, maka akan diperoleh minyak yang berkualitas bagus pula, akan tetapi sebaliknya apabila minyak yang dijadikan umpan secara kualitas kurang bagus maka hasil minyak yang didapat juga kualitasnya kurang bagus.

Teknik enzimatik
Teknik enzimatik merupakan metode untuk denaturasi protein dengan bantuan enzim.  Beberapa jenis enzim yang dapat digunakan pada proses ini misalnya papain, bromelain, poligalakturonase, alfa amylase, protease, atau pektinase.  Tahapan pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatik ini adalah dengan pembuatan santan yang dihasilkan dari pemerasan menggunakan air kelapa.  Adapun tujuan penggunaan air kelapa adalah untuk mempercepat proses penggumpalan.  Santan selanjutnya ditambah dengan enzim yang akan digunakan untuk proses fermentasi dengan jalan didiamkan selama satu malam.  Keesokan harinya dilakukan pemisahan antara minyak kelapa dengan protein atau blondo.

Teknik pendinginan
Metode pendinginan didasarkan pada perbedaan antara titik beku air dan titik beku minyak.  Titik beku minyak berada pada kisaran 15 oC sedangkan air memiliki titik beku pada 0 oC, oleh karena itu pemakaian teknik pendinginan ini minyak akan membeku terlebih dahulu dibandingkan air.  Atau dengan kaya lain minyak akan menggumpal lebih awal dan selanjutnya dapat dipisahkan dengan komponen air.

Teknik mekanik
Teknik mekanik dilakukan dengan maksud merusak protein dan air yang menyelubungi tetes-tetes minyak.  Caranya yaitu dengan memasukkan santan kedalam mixer atau terjadi pengadukan.  Dengan adanya pengadukan terus-menerus molekul air dan molekul protein dapat rusak yang akhirnya tetes-tetes minyak dapat keluar.

Teknik gelombang mikro
Penggunaan gelombang mikro pada pembuatan minyak kelapa dimaksudkan untuk merusak susunan protein karena adanya kombinasi orientasi molekul polar (protein dan air) penyusun emulsi thermal.  Karena kerusakan tersebut maka komponen minyak akan keluar dari system emulsi.


3)                  Cara Pres
Cara pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering (kopra). Proses ini memerlukan investasi yang cukup besar untuk pembelian alat dan mesin.

4)                  Cara Ekstraksi Pelarut
Cara ini menggunakan cairan pelarut (selanjutnya disebut pelarut saja) yang dapat melarutkan minyak. Pelarut yang digunakan bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya tidak beracun. Walaupun cara ini cukup sederhana, tapi jarang digunakan karena biayanya relatif mahal.
Untuk membuat minyak dengan cara ekstraksi pelarut, daging buah kelapa juga dibuat dalam bentuk kopra.  Prinsip dari cara ini yaitu menggunakan pelarut yang dapat melarutkan minyak.  Adapun karakteristik pelarut yang digunakan untuk ekstraksi minyak kelapa diantaranya bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya tidak beracun. Urutan dari proses ekstraksi minyak kelapa dengan menggunakan bahan pelarut yaitu:
1. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.
2. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut pada ruang penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut akan naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju ruang penguapan semula.
3. Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap, sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses berlangsung terus menerus sampai 3 jam.
4. Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi pada kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi dialirkan ke tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi. penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak ada lagi residu pelarut pada minyak.
5. Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan netralisasi, pemutihan dan penghilangan bau. Meskipun cara ini cukup sederhana, tapi jarang digunakan karena biayanya relatif mahal.

Pengolahan Minyak Kelapa Murni
Dalam kehidupan tradisional, buah kelapa merupakan sumber nutrisi yang berasal dari buah dagingnya yang mengandung banyak santan dengan rasa gurih dan minyak. Di beberapa kepulauan sekitar khatulistiwa, kelapa telah dikonsumsi dan memperkaya makanan penduduk untuk berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus generasi. Dari proses pembuatannya, minyak lapa umumnya dibagi ke dalam dua tegori utama yaitu minyak kelapa biasa efined Bleached and Deodorized Oil/RBD Oil) dan minyak kelapa murni (Virgin )conut Oin. Istilah virgin digunakan untuk menununjukkan bahwa minyak yang dihasilkan dari bahan baku segar tanpa proses penyulingan, tanpa pemanasan tinggi dan tanpa penggunaan bahan kimia, . sedangkan RBD terbuat dari kelapa kering atau kopra. Minyak kelapa konvensional digunakan sebagai minyak makan, sedangkan minyak kelapa murni lebih diutamakan sebagai produk kesehatan dan kosmetika. Minyak kelapa murni merupakan minyak kelapa yang diperoleh tanpa pemanasan dan tanpa proses pemurnian kimiawi. Minyak kelapa murni memiliki kandungan asam laurat yang sang at tinggi 5 - 55%). Asam laurat adalah lemak jenuh dengan rantai sedang (jumlah karbonnya 12) yang biasa disebut dengan medim chain trigliceride (MCT).

Kesimpulan
Dalam kehidupan tradisional, buah kelapa merupakan sumber nutrisi yang berasal dari buah dagingnya yang mengandung banyak santan dengan rasa gurih dan minyak. Di beberapa kepulauan sekitar khatulistiwa, kelapa telah dikonsumsi dan memperkaya makanan penduduk untuk berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus generasi. Dari proses pembuatannya, minyak kelapa umumnya dibagi ke dalam dua kategori utama yaitu minyak kelapa biasa efined Bleached and Deodorized Oil/RBD Oil) dan minyak kelapa murni (Virgin coconut Oil.
Pembuatan minyak kelapa diawali dengan pembuatan santan kelapa yang merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minyak (disebut krim) dengan bagian yang miskin dengan minyak(disebut skim). Krim lebih ringan dibanding skim sehingga krim berada pada bagian atas dan skim di bawah. Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara, salah satu caranya disebut Cara Basah yang relatif sederhana.

Cara Mudah Membuat Lotion Kelapa di Rumah

Anda bisa menghemat agar tidak membeli lotion ke toko lagi.
Kulit merupakan perhiasan tubuh yang berharga. Tak jarang kulit mendapatkan perawatan ekstra untuk selalu terawat keindahannya dan tetap sehat. Mengaplikasikan lotion adalah salah satu hal yang penting untuk menjaga kelembapannya agar tidak kering dan retak.

Lotion memiliki manfaat yang baik bagi kulit terutama untuk menyempurnakan regenerasi kulit. Kulit sendiri beregenerasi setiap 28 hari dan melepaskan sel-sel kulit mati setiap 28 jam. Dan, pada malam hari, regenerasi kulit dua kali lebih banyak dibandingkan pada pagi dan sore hari. Sehingga kelembapan kulit berkurang di malam hari karena kulit kehilangan kandungan air sebesar 25 persen.

Anda bisa memanfaatkan buah kelapa untuk membuat lotion yang alami dan tidak memiliki efek samping. Selain itu, Anda bisa menghemat agar tidak membeli lotion ke toko lagi. Simak bagaimana cara membuat lotion dari kelapa agar kulit Anda tetap sehat seperti yang dilansir onegreenplanet.org berikut.

Bahan untuk membuat lotion dari kelapa
1. Dua sendok makan minyak kelapa.
2. Setengah sendok teh minyak vitamin E seperti stroberi, sayuran hijau, atau kacangan-kacangan.
3. Dua sendok makan bahan mengandung nabati atau lilin pengemulsi.
4. Secangkir air yang sudag direbus.
5. Satu sendok jus lidah buaya
6. Setengah sendok teh sayuran gliserin





Langkah-langkah membuat lotin dari kelapa
1. Taruh lilin pengemulsi, minyak kelapa, minyak almond, dan minyak vitamin E ke dalam panci.
2. Taruh panci di atas api, usahakan api dinyalakan tidak terlalu besar. Aduk agar lilin pengemulsi menjadi cair.
3. Sementara menunggu minyak panas dan meleleh, tuangkan air panas, jus lidah buaya, dan madu atau sayur gliserin ke dalam cangkir ukuran cukup besar dan aduk hingga tercampur.
4. Setelah minyak dan pengemulsi lilin telah cair, tuangkan ke cangkir yang sudah dicampurkan bahan yang sudah Anda buat tadi. Dan, tambahkan air ke minyak jangan terbalik.
5. Perlahan tuangkan air, jus lidah buaya, madu ke dalam minyak. Hal ini mengubah warna putih pada adonan menjadi cairan.
6. Terus aduk dan tambahkan air ke dalam lotion. Adonan ini masih cair tetapi akan padat jika melalui pendinginan selama 24 jam.
7. Setelah lotion mulai dingin tapi belum menyeluruh, pindahkan ke wadah berbentuk botol.













madukelapa

PEMBUATAN KONSENTRAT MADU KELAPA DARI AMPAS KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM SELULASE : KAJIAN PENGARUH pH DAN SUHU INKUBASI
Hasil samping pengolahan vco secara kering menghasilkan ampas kelapa,
 ampas kelapa mengandung cukup tinggi protein sebesar 11,35% dan serat yaitu5,72% dan
 juga gula. Pada penelitian ini ampas kelapa dibuat konsentrat untuk campuran minuman
 seperti kopi yang diberi nama madu kelapa.
 Produksi konsentrat madu kelapa hasil
 ektraksi dari ampas kelapa secara enzimatis ini menggunakan enzim selulase.
 Enzim selulase akan mendegradasi dan mengubah selulosa menjadi gula
 sederhana serta membebaskan protein dan lemak yang tersisa setelah ekstraksi.
 Pada dinding sel terdapat polisakarida larut air seperti galaktomanan dan manan
 yang terrelease dan berperanan sebagai serat makanan. Enzim selulase
 memerlukan pH dan suhu yang cocok untuk aktifitas optimal dalam mengurai
 selulosa menjadi gula sederhana
 Penelitian ini dilaksanakan dalam 1 tahapan,
 Penelitian ini menggunakan
 formulasi pH dan suhu dalam pembuatan konsentratnya. Selanjutnya dilakukan analisa
 fisiko- kimia serta organoleptik. Dari data penelitian disusun dalam tabel-tabel,
 diklasifikasikan, dan digambarkan dalam grafik kemudian di interpretasikan.
 dengan
 parameter rendemen (Gravimetri), kelarutan dalam air, kadar protein (Kjedhal),
 kadar lemak (Soxhlet), , total padatan terlarut (Hand Refraktometer), serat kasar
 (Ekstraksi), kadar gula total, daya emulsi.
 Pengolahan data analisa menggunakan metode rancangan acak kelompok
 2 faktorial. Data hasil penelitian kemudian dianalisa dengan sidik ragam dan
 dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test).
 Hasil penelitian menunjukkan madu kelapa instan terbaik pada perlakuan
 A3B3 (pH 6 dan suhu 700C) sebagai perlakuan terbaik. Konsentrat Madu kelapa yang
 dihasilkan meliputi kadar protein 9,6%, rendemen 19,74%, Serat 3,603%, kelarutan
 dalam air 89,0%, kadar gula total 7,25%, kadar lemak 1,268%, daya emulsi 356,6 m2
 /gram protein, total padatan terlarut 7,57%.

...........

Madu Kelapa Dari Ampas Kelapa
Teknologi Pengolahan Ampas dari Virgin Coconut Oil (VCO) Menjadi Berbagai Produk Bernilai Tinggi

Deskripsi Singkat:
Penelitian ekstraksi minyak secara langsung dari parutan kelapa kering menemukan bahwa ampas kelapa banyak mengandung protein dan galaktomanan.
Selanjutnya dikembangkan proses pengolahan kelapa tersebut menjadi berbagai produk bernilai tinggi seperti: madu kelapa, protein binding polysaccharide, galactomannan dan dietary fiber.
Rasa manis madu kelapa adalah alami tanpa tambahan pemanis seperti layaknya madu. Selanjutnya turunan produk madu kelapa menghasilkan beberapa produk kesehatan prebiotik, karena menghambat pertumbuhan mikrobakteri jahat, dan juga produk bahan makanan yang berserat tinggi, dengan proses-proses pengolahan yang relatif sederhana serta ekonomis.

Perspektif:
Kadang kita tidak mendapatkan apa yang kita cari, namun menemukan sesuatu yang lebih berharga. Penemuan saja belumlah cukup, perlu usaha lebih jauh untuk menjadikan suatu penemuan menjadi produk yang berguna dan bernilai tinggi.

Keunggulan Inovasi:
Proses yang sederhana dan ekonomis, serta termasuk dalam industri yang berkelanjutan, karena semua hasil samping di industri Minyak Kelapa Murni (VCO) akan habis terpakai.
Memposisikan VCO sebagai makanan kesehatan, bukan sebagai obat, sehingga dapat lebih ekonomis.
Dapat digunakan sebagai bahan tambahan makanan seperti  emulsifier dan  bread improver.
Potensi Aplikasi:
Ketersediaan bahan baku yang terjamin, fungsi kesehatan dan sifat alami dari produk ini membawa nilai ekonomi yang tinggi, apalagi jika digabungkan dengan industri VCO yang sudah teruji di pasar.

..........

Hasil samping pengolahan vco secara kering menghasilkan ampas kelapa, ampas kelapa mengandung cukup tinggi protein sebesar 11,35% dan serat yaitu5,72% dan juga gula. Pada penelitian ini ampas kelapa dibuat konsentrat untuk campuran minuman seperti kopi yang diberi nama madu kelapa. Produksi konsentrat madu kelapa hasil ektraksi dari ampas kelapa secara enzimatis ini menggunakan enzim selulase. Enzim selulase akan mendegradasi dan mengubah selulosa menjadi gula sederhana serta membebaskan protein dan lemak yang tersisa setelah ekstraksi. Pada dinding sel terdapat polisakarida larut air seperti galaktomanan dan manan yang terrelease dan berperanan sebagai serat makanan. Enzim selulase memerlukan pH dan suhu yang cocok untuk aktifitas optimal dalam mengurai selulosa menjadi gula sederhana Penelitian ini dilaksanakan dalam 1 tahapan, Penelitian ini menggunakan formulasi pH dan suhu dalam pembuatan konsentratnya. Selanjutnya dilakukan analisa fisiko- kimia serta organoleptik. Dari data penelitian disusun dalam tabel-tabel, diklasifikasikan, dan digambarkan dalam grafik kemudian di interpretasikan. dengan parameter rendemen (Gravimetri), kelarutan dalam air, kadar protein (Kjedhal), kadar lemak (Soxhlet), , total padatan terlarut (Hand Refraktometer), serat kasar (Ekstraksi), kadar gula total, daya emulsi. Pengolahan data analisa menggunakan metode rancangan acak kelompok 2 faktorial. Data hasil penelitian kemudian dianalisa dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan madu kelapa instan terbaik pada perlakuan A3B3 (pH 6 dan suhu 700C) sebagai perlakuan terbaik. Konsentrat Madu kelapa yang dihasilkan meliputi kadar protein 9,6%, rendemen 19,74%, Serat 3,603%, kelarutan dalam air 89,0%, kadar gula total 7,25%, kadar lemak 1,268%, daya emulsi 356,6 m2 /gram protein, total padatan terlarut 7,57%.

Madu Kelapa Dari Ampas Kelapa
Coconut Honey from Coconut Dregs
Teknologi Pengolahan Ampas dari Virgin Coconut Oil (VCO) Menjadi Berbagai Produk Bernilai Tinggi
Deskripsi Singkat:
________________________________________
Penelitian ekstraksi minyak secara langsung dari parutan kelapa kering menemukan bahwa ampas kelapa banyak mengandung protein dan galaktomanan.
Selanjutnya dikembangkan proses pengolahan kelapa tersebut menjadi berbagai produk bernilai tinggi seperti: madu kelapa, protein binding polysaccharide, galactomannan dan dietary fiber.
Rasa manis madu kelapa adalah alami tanpa tambahan pemanis seperti layaknya madu. Selanjutnya turunan produk madu kelapa menghasilkan beberapa produk kesehatan prebiotik, karena menghambat pertumbuhan mikrobakteri jahat, dan juga produk bahan makanan yang berserat tinggi, dengan proses-proses pengolahan yang relatif sederhana serta ekonomis.
Research on oil extraction from dry coconut grater discovered that the dregs contain high protein and galactomannan.
Further development on processing the coconut dregs produces "coconut honey", which has a sweet taste without additional sweetener.
It also can be used as emulsifier and bread improver. Its derivative has prebiotics capability and high dietary fibers best used for high fiber foods.
Perspektif:
________________________________________
Kadang kita tidak mendapatkan apa yang kita cari, namun menemukan sesuatu yang lebih berharga. Penemuan saja belumlah cukup, perlu usaha lebih jauh untuk menjadikan suatu penemuan menjadi produk yang berguna dan bernilai tinggi.

Keunggulan Inovasi:
________________________________________
Proses yang sederhana dan ekonomis, serta termasuk dalam industri yang berkelanjutan, karena semua hasil samping di industri Minyak Kelapa Murni (VCO) akan habis terpakai.
Memposisikan VCO sebagai makanan kesehatan, bukan sebagai obat, sehingga dapat lebih ekonomis.
Dapat digunakan sebagai bahan tambahan makanan seperti  emulsifier dan  bread improver.
Potensi Aplikasi:
________________________________________
Ketersediaan bahan baku yang terjamin, fungsi kesehatan dan sifat alami dari produk ini membawa nilai ekonomi yang tinggi, apalagi jika digabungkan dengan industri VCO yang sudah teruji di pasar.
Pembuatan madu kelapa instan dari ampas kelapa secara enzimatis menggunakan enzim selulase dengan variasi pH dan suhu hidrolisis











Membuat Tepung Kelapa

Cara Membuat Tepung Kelapa
4 Bagian:
Mengeluarkan Daging Kelapanya
Menyaring Santannya
Mengeringkan Parutan Kelapanya
Menggiling Tepung Kelapanya

Tepung kelapa adalah tepung halus yang terbuat dari parutan daging kelapa dari hasil sisa membuat santan. Tepung ini bisa digunakan sebagai pengganti tepung gandum bebas gula dan kaya protein. Selain itu, Anda bisa membuatnya sendiri di rumah Anda.

Bahan
Kelapa masak
1 liter air
Bagian 1
Mengeluarkan Daging Kelapanya
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 11
Buat lubang di kulit kelapanya. Buat lubang di salah satu lekukan mata di buah kelapanya.
Menggunakan bor tangan yang kuat adalah salah satu cara termudah untuk membuat lubang di kulit kelapa. Tapi jika Anda tidak punya bor seperti ini, Anda juga bisa menggunakan pembuka kaleng, obeng, atau pemecah es.
Paling parahnya, Anda bisa menggunakan paku dan palu. Tinggal pukul pakunya menggunakan palu, lalu tarik pakunya.
Buat lubang tepat di bagian “mata” kelapanya. Bagian ini merupakan bagian yang paling lunak di kulit kelapanya dan mudah dilubangi.
Ada baiknya Anda meletakkan kelapanya di permukaan yang tidak licin seperti papan talenan atau handuk dapur untuk mencegah kelapanya tergelincir ketika sedang dilubangi.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 22
Keluarkan air kelapanya. Miringkan atau balik kelapanya sehingga air kelapanya keluar dari lubang yang baru saja Anda buat.
Air kelapa bisa digunakan untuk keperluan memasak atau disajikan sebagai minuman dingin. Tapi jika Anda tidak punya rencana untuk menggunakannya, Anda bisa membuangnya.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 33
Buka kulit kelapanya. Letakkan kelapanya di dalam kantong plastik atau bungkus rapat dengan tisu makan. Pukul kelapanya menggunakan palu atau benda keras lain sehingga terbuka atau terbelah dua.
Untuk hasil terbaik, letakkan kelapanya di atas lantai semen atau permukaan lantai keras lainnya. Jangan menggunakan konter dapur karena Anda bisa saja merusaknya ketika memukul buah kelapanya.
Pukul buah kelapanya sekuat mungkin tepat di bagian tengah. Beberapa buah akan terbuka dengan mudah, tapi yang lain mungkin perlu sedikit usaha dan tenaga lebih.
Anda juga bisa membuka kelapanya menggunakan batu yang runcing atau gergaji tangan. Jika Anda menggunakan gergaji, gergaji bagian tengah yang melalui matanya.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 44
Keluarkan/angkat dagingnya. Gunakan pisau mentega biasa atau pisau kecil untuk mengangkat dagingnya yang berwarna putih dari kulitnya.[1]
Potong dagingnya dengan memotong dari permukaan daging tembus sampai kulitnya. Gunakan jari Anda atau bagian ujung pisau untuk mengangkat dagingnya sekaligus.
Untuk membuat prosesnya lebih mudah, potong dengan bentuk V atau menyilang, sehingga dagingnya akan berukuran kecil.
Anda juga bisa menggunakan sendok besi atau pisau yang tumpul dengan menyelipkan sendok ke sela-sela daging tanpa harus memotong permukaan dagingnya. Jika bisa, coba angkat dagingnya setelah menyelipkan sendok Anda.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 55
Kupas sisa kulit yang masih hinggap. Gunakan pengupas sayur untuk mengupas kulit yang tersisa di permukaan daging kelapanya.
Jika Anda berhasil mengangkat semua dagingnya dari kulit kelapa, harusnya tidak akan ada kulit yang masih hinggap di sisa kulit yang hinggap di dagingnya. Kulit yang tersisa ini harus dibuang sebelum Anda menyiapkan kelapa Anda untuk dibuat menjadi tepung atau penggunaan lainnya.
Bagian
2
Menyaring Santannya
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 61
Masukkan daging kelapanya ke dalam blender. Jika potongan daging kelapanya terlalu besar untuk muat ke dalam blender Anda, potong dagingnya menjadi ukuran lebih kecil menggunakan pisau.
Jika ingin, Anda bisa menggunakan pemroses makanan sebagai pengganti blender. Pastikan pemroses makanannya cukup besar untuk menampung kelapa dan air yang akan dimasukkan ke dalamnya.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 72
Masukkan 1 liter air mendidih. Isi ceret teh atau panci dengan 1 liter air dan didihkan airnya dengan panas tinggi. Kemudian tuangkan airnya ke dalam blender.
Airnya harus benar-benar merendam daging kelapanya.
Sebenarnya, airnya tidak harus sampai mendidih, tapi air mendidih akan meresap lebih cepat ke dalam daging kelapa dibandingkan air dingin.
Jika Anda menggunakan air dingin dan ingin airnya sampai pada tingkat penyerapan yang sama, diamkan daging kelapanya dalam keadaan terendam air dingin selama dua jam sebelum memulai langkah berikutnya.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 83
Blender dengan kecepatan tinggi. Blender air dan daging kelapanya selama tiga hingga lima menit atau sampai parutannya cukup halus.
Parutannya tidak akan sehalus bubur karena Anda masih akan menemui sisa daging kelapanya. Air dan kelapanya harusnya diblender dan dihancurkan secara merata.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 94
Diamkan sejenak. Tunggu sekitar tiga hingga lima menit agar parutannya dingin dan bisa disentuh.
Jika Anda tidak membiarkan parutannya dingin, Anda mungkin akan membuat tangan Anda terbakar ketika mencoba menyaringnya. Tapi ini tidak perlu dikhawatirkan jika Anda menggunakan air dingin karena Anda bisa langsung menyaringnya.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 105
Saring santannya menggunakan saringan. Tuangkan parutan yang ada di blender ke saringan. Tampung santannya di sebuah wadah yang diletakkan di bawah saringan dan simpan sisa parutan yang ada di saringannya untuk kemudian dijadikan tepung kelapa.
Saringan apapun bisa digunakan asal lubangnya cukup kecil.
Santannya tidak akan digunakan untuk apapun dalam panduan ini. Anda bisa membuangnya jika ingin, tapi juga bisa diminum atau digunakan untuk resep masakan sebagai pengganti susu biasa.
Bagian
3
Mengeringkan Parutan Kelapanya
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 111
Panaskan oven hingga 77 derajat celcius.[2] Selagi menunggu ovennya, siapkan nampan kue kering yang dilapisi kertas roti.
Ovennya perlu dipasang dalam temperatur yang sangat rendah. Tujuannya adalah untuk mengeringkan parutan kelapanya tanpa membakarnya. Satu-satunya cara untuk melakukan ini adalah menggunakan oven dengan temperatur terendah.
Jangan menggunakan semprotan masak. Permukaan nampannyaharus kering.
Jangan menggunakan aluminium foil. Cita rasa kelapanya bisa berubah akibat unsur dan rasa besi dari aluminium foil.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 122
Pindahkan parutan kelapanya ke nampan. Tebarkan parutan kelapanya ke nampan yang sudah dilapisi sehingga membuat lapisan parut kelapa yang merata.
Gunakan garpu untuk memisahkan parutan yang menggumpal. Lapisan parutannya harus dibuat setipis mungkin.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 133
Panggang parutannya selama 45 menit. Masak parutannya hingga terasa benar-benar kering ketika disentuh.
Setelah mengeluarkannya dari oven, dinginkan selama satu hingga dua menit. Periksa dengan menyentuhnya secara hati-hati. Jika terasa kering, berarti kelapanya sudah siap. Jika Anda masih bisa merasakan sedikit air, masukkan kembali ke oven selama beberapa menit.
Kelapanya bisa terbakar bahkan di temperatur rendah. Jadi, Anda perlu mengawasi kelapanya dengan hati-hati ketika dikeringkan. Keluarkan dari oven jika terlihat tanda-tanda terbakar.
Bagian
4
Menggiling Tepung Kelapanya
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 141
Pindahkan parutan yang sudah dikeringkan ke dalam blender. Masukkan semua parutan kelapa yang sudah kering ke pemroses makanan atau blender.
Jangan memasukkan air atau bahan lain. Kelapanya harus kering ketika masuk ke dalam blender.
Pastikan juga blendernya benar-benar kering. Jika Anda menggunakan blender yang sama ketika membuat santan, Anda perlu membersihkan dan melap blendernya hingga kering menggunakan tisu sebelum memasukkan parutan kelapa kering,
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 152
Blender dengan kecepatan tinggi. Blender kelapanya selama satu hingga dua menit atau sampai kelapanya terlihat menjadi bubuk halus.
Anda mungkin perlu menggunakan spatula kering untuk mengaduk tepung kelapanya sehingga semua parutannya mengenai pisau blender dan tergiling dengan sempurna. Tapi, jika Anda ingin melakukan ini, hentikan terlebih dahulu blendernya sebelum memasukkan spatula.
Gambar berjudul Make Coconut Flour Step 163
Simpan tepungnya di dalam wadah yang kedap udara sampai saatnya digunakan.[3] Anda bisa langsung menggunakan tepungnya. Tapi jika Anda ingin menyimpannya untuk digunakan nanti, masukkan ke dalam wadah yang kedap udara dan simpan di tempat yang dingin dan kering.
Jika disimpan dengan benar, tepung kelapa bisa bertahan hingga satu tahun.
Tapi, tepung kelapa dari kelapa segar biasanya punya rasa yang lebih enak daripada tepung kelapa dari kelapa tua.
Tips
Untuk menghemat waktu, buat tepung kelapa menggunakan parutan kelapa yang sudah jadi (dan tidak diberi pemanis) daripada menggunakan kelapa utuh.
Hal yang Anda Butuhkan
Bor, pembuka botol, obeng, pemecah es, atau paku dan palu
Palu atau benda keras untuk memukul
Handuk dapur
Kantong plastik besar
Pisau atau sendok
Pengupas sayur
Ceret atau panci
Blender atau pemroses makanan
Saringan
Mangkok
Nampan kue kering
Kertas roti
Oven
Spatula
Wadah kedap udara

Komposisi Buah Kelapa

Tanaman kelapa (Cocos nucifera) banyak terdapat di daerah beriklim tropis. Habitat alami adalah pesisir pantai karena tanaman kelapa membutuhkan lingkungan yang cukup banyak terkena sinar matahari
Kelapa tumbuh tumbuh baik di daerah yang berketinggian 0 meter (pesisir pantai) sampai dengan 700 meter di atas permukaan laut, walaupun dapat tumbuh pada ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan pertumbuhan.
Batang pohon kelapa dapat mencapai 14 meter lebih. Pohon kelapa yang sudah besar dan subur dapat menghasilkan 2 sampai 10 buah kelapa setiap tangkainya (Palungkun, 2004).

Kelapa diperkirakan dapat ditemukan di lebih dari 80 negara. Menurut data Asian and Pacific Coconut Community (APCC) tahun 2002, Indonesia menempati posisi ketiga setelah Filipina dan India, sebagai penghasil kelapa terbesar di dunia, padahal Panjang Garis Pantai Filipina hanya 36.289 km dengan luas wilayah 300.000 km2, Panjang Garis Pantai India 5.630 km dengan luas wilayah India 3.287.263 km2, sedangkan Indonesia yang menempati posisi ke 3 penghasil kelapa terbanyak di dunia ternyata adalah negara dengan Panjang Garis Pantai 99.093  km2 (sumber: antaranews 27 Maret 2015) dengan Luas Wilayah 1.904.569 km2, Garis pantai Indonesia merupakan yang terpanjang  kedua didunia setelah Canada, Garis pantai Indonesia lebih panjang dari garis pantai Filipina dan India, posisi Indonesia juga lebih tropis dari Filipina, dengan panjang garis pantai dan posisi yang lebih tropis dari Filipina harusnya Indonesia dapat menghasilkan kelapa lebih banyak dari Filipina, namun hasil kelapa di Filipina lebih banyak dari Indonesia.

Buah kelapa berbentuk bulat yang terdiri dari 35 % sabut (eksokarp dan mesokarp), 12 % tempurung (endokarp), 28 % daging buah ( endosperm), dan 25 % air.

Menurut Ketaren (1989), tebal sabut kelapa kurang lebih 5 cm dan daging buah 1 cm atau lebih (Palungkun, 2004).

Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal per 100 gram; daging kelapa setengah tua mengandung kalori 180 kal per 100 gram dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram (Tabel 1). Air kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi.

Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium.

Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram (Direktorat Gizi Depkes RI, 1981)


Komposisi kimia daging buah kelapa segar pada 3 tingkatan umur.
8 dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram (Tabel 1). Air kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi.

Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium.

Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram (Direktorat Gizi Depkes RI, 1981)

Tabel 1. Komposisi kimia daging buah kelapa segar pada 3 tingkatan umur.
Beberapa peneliti membuktikan bahwa protein kelapa mempunyai mutu yang cukup baik, jika dibandingkan dengan mutu protein dari sumber nabati yang lain.

Hasil-hasil penelitian membuktikan, bahwa protein kelapa mempunyai susunan 9 asam amino yang relatif baik dan bernilai gizi tinggi (Lanchance dan Molina,1974). Hal itu ditunjang pula oleh pendapat Banzon dan Velason (1982) yang menyatakan bahwa protein kelapa tidak memiliki senyawa antinutrisi seperti yang terdapat pada protein nabati lainnya terutama pada kacang kacangan serta mempunyai nilai Indeks Glisemik yang rendah baik digunakan untuk serat diet yang tinggi.

B. Susu Kelapa
Susu nabati merupakan minuman dengan komposisi mendekati susu hewani yang berasal atau sumber nabati (Widowati dan Misgiyarta, 2003).
Susu kelapa sebagai susu nabati dapat menjadi alternatif bagi penderita alergi terhadap susu hewani dan juga akan mengurangi resiko terkena Lactose Intolerance maupun defisiensi enzim laktase sekunder dalam saluran pencernaan, sehingga tidak tahan terhadap susu sapi (Bucklet et al., 1987). Susu nabati tidak mengandung laktosa sehingga dapat dikonsumsi oleh orang yang memiliki kecenderungan Lactose Intolerance.

Pembuatan susu kelapa pada dasarnya mengacu pada pembuatan santan kelapa menggunakan komposisi 3 bagian air kelapa dan 2 bagian parutan daging buah kelapa (Rakhmiati, 2008).

Menurut Andriani (2002), santan murni mengandung protein sebesar 4,2 g per 100g, serta kandungan mineral lainnya.

Santan kental merupakan produk hasil olahan yang telah diberi emulsifier, sehingga emulsinya lebih stabil (Hasbulah, 2001).

Menurut Djatmiko (1983), varietas kelapa akan mempengaruhi komposisi kimia santan kelapa hasil ekstraksi daging buah kelapa.

Hasil santan dan total padatan naik dengan semakin matangnya buah.

Kerusakan minuman susu kelapa dapat diakibatkan oleh reaksi enzimatis maupun mikroorganisme yang terdapat dalam bahan. Kerusakan yang terjadi pada minuman susu kelapa akan menurunkan mutu produk antara lain pecahnya emulsi santan, bau yang menyimpang atau tengik, rasa yang tidak enak dan perubahan warna yang menjadi lebih gelap (Lidiyawati, 2008).

Kerusakan tersebut dapat diminimalkan dengan penyimpanan dingin.


.............

Air Kelapa dan Santan Kelapa

Air Kelapa
Air kelapa muda langsung dikonsumsi sebagai minuman.
Air kelapa tua :
Nata de coco
Vinegar (Cuka)
Kecap
Diolah menjadi minuman
Dll.
(Air kelapa segar  steril)

Manfaatnya sebagai minuman
Megandung zat gizi  sumber kalori
Melancarkan urin (Diuretic)
Baik bagi penderita tensi tinggi
Penghilang dahaga

Nilai gizi air kelapa (%DB)
Kandungan air kelapa muda    ---- Nilai gizi (% db)
Bahan padat     5.82
Protein     2.10
Lemak     1.26
Sukrosa     1.02
Glukosa     44.9
Fruktosa     43.9
Abu (Total mineral)    14.89
Vitamin C (mg/100gDM)    7.41
tokoferol (mg/ 100gDM)    nd

santan
Untuk berbagai macam ingredient / ditambahkan dalam masakan.
Pemanfaatan:
Dikonsumsi domestik
Diperdagangkan dalam bentuk santan kalengan dan bentuk kering.
(Estimasi konsumsi Indonesia 6,5-8,2 kg/kapita/th.)

Santan biasanya diproduksi dari buah kelapa umur 12 bulan.
Pada umur ini daging kelapa tebal dan keras, dengan komposisi kurang lebih 50% air, 34% minyak, 3.5% protein 3.0% serat, 2.2% abu, dan 7.3% karbohidrat.

Ampas (di Philippine disebut sapal) dengan kadar air 47% masih mengandung minyak 25-28% (atau 40%DB).

Di samping dipengaruhi teknologi pengolahannya, hasil santan dipengaruhi oleh:
Jenis (varietas) kelapa
Tingkat ketuaan
Ukuran partikel daging kelapa
Suhu pengolahan
Rasio air:kelapa parut
Tekanan ekstraksi.


Pengaruh tingkat ketuaan kelapa:
Tingkat ketuaan kelapa sangat berpengaruh terhadap hasil santan.
Kelapa tua dengan warna sabut coklat dan belum tumbuh tunas memberikan hasil (yield) santan terbanyak.
...............

sheet

ASUMSI

CAPAIAN KERJA 1 UNIT KECIL atau 2 ORANG


Asumsi Produksi perhari dengan 2 orang pekerja (operator)
15 Buah Kelapa x 9 = 135 Buah Kelapa = 9 liter extra vco
135 Buah Kelapa x Rp.3000 = Rp. 405.000,-
Biaya habis dan Penyusutan Alat 1 kali operasi = Rp.100.000,-
Biaya hidup 2 orang operator = Rp.220.000,-
Total Rp.725.000
Maka nilai 1 liter extra VCO adalah Rp.725.000/9 liter = Rp 80.555,-
Nilai jual 1 liter extra VCO adalah Rp. 100.000,-

Minimal operasi dalam 1 bulan adalah 20 hari
Maka jumlah produksi 1 bulan adalah 20 hari x 9 liter = 180 liter.


Jadwal Shalat

ALAT KERJA

Belah Kelapa
Parang
Wadah kelapa belah.
Wadah tampungan air kelapa

Parut Kelapa
Mesin parut (listrik atau minyak)
Wadah daging kelapa parut

Peras Santan Kelapa
Wadah daging kelapa parut
Alat peras santan
Saringan santan
Wadah santan

Penurun Suhu
Wadah santan
Wadah pendingin

Pemisah Air
Mesin
Pengaduk
Wadah aduk
Wadah pendingin
Saringan
Sendok
Spatula
Alat press
Wadah press berpendingin
Wadah berpenutup

Saring dan Kemasan
Alat saring
Kertas saring
Penjepit
Alkohol
Kertas lap (tissue)
Wadah saringan ke 1
Wadah saringan ke 2
Kemasan

ALAT PARUT KELAPA


Mesin Parut Kelapa, Alat dibuat dengan menggunakan material stainless steel sehingga tidak mengikutsertakan zat yang berbahaya (karat dll) pada hasil produksi.

ALAT PERAS SANTAN

ALAT PERAS SANTAN, yang menggunakan tenaga dongkrak kecil yang mendorong dari arah bawah. Alat dibuat dengan menggunakan material stainless steel sehingga tidak mengikutsertakan zat yang berbahaya (karat dll) pada hasil produksi.


Alat Peras Santan Kelapa Kapasitas 5 kg daging kelapa parut per proses, Alat dibuat dengan menggunakan material stainless steel sehingga tidak mengikutsertakan zat yang berbahaya (karat dll) pada hasil produksi.

Dimensi (P x L x T) : 44 x 36 x 114 cm
Tabung : 22x 33 cm
Berat Alat 100 kilogram
Back to top